Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Patah Hati karena Cinta dan Perpisahan

Patah hati adalah bagian dari kehidupan manusia. Penyebab patah hati ada banyak, tetapi paling sering dialami oleh orang yang mengalami kekecewaan, perpisahan, atau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Betapa sulit melewati hari-hari ketika kita sedang patah hati karena dunia terasa berhenti bergerak. Bahkan kita seperti tak menjejak pada bumi.

Patah hati memang tak seindah jatuh cinta. Seperti dua sisi pada koin logam, sebenarnya kedua hal yang berseberangan itu adalah satu. Kita tentu tak dapat menakdirkan bahwa asmara kita langgeng terus, atau adem ayem selamanya. Pasalnya, dalam percintaan ada yang namanya patah hati dan hal itu adalah suatu kewajaran.

Puisi Patah Hati karena Cinta dan Perpisahan

Mungkin kamu yang sedang membaca tulisan ini sedang mengalami patah hati karena cinta atau perpisahan. Kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan karena kamu bukan satu-satunya orang di dunia ini yang mengalami hal tersebut. Anggap saja patah hati yang sedang kamu alami saat ini adalah perjalanan cinta kamu untuk menemukan cinta yang sejati. Kamu harus kuat dan gigih dalam menemukan cinta sejati. Untuk kamu yang sedih karena cinta juga bisa membaca “Puisi Cinta Bertema Kesedihan yang Menyentuh Hati dan Bikin Baper”.

Kalau sedang patah hati kita sering bingung mau melakukan apa, karena semua hal yang kita lakukan terasa hambar, bukan? Tetapi daripada terus bersedih, kamu bisa membaca puisi-puisi patah hati di halaman ini. ZhinkaDiary.com mencoba memasuki relung terdalam kesedihan kamu karena patah hati. Semoga puisi patah hati ini menjadi sahabat yang menemani kamu dalam menjalani hari-hari patah hati. Semoga hari-hari sulit itu cepat berlalu. Selamat membaca!

Daftar puisi-puisi patah hati

“Lagu Cinta”

Percintaan kita telah kembali pada kekosongan
Apa makna kekosongan bagi cinta? Yaitu hampa belaka!
Bagai rumah tanpa penghuni
Bagai hari tanpa putaran waktu.

Kudengar lagu cinta mengalun jauh
takkan kembali lagi ke haribaan.
Tak ada lagi cerita pada beranda ini
Tak ada lagi tamu yang datang malam.

Mencintai adalah penderitaan yang tak berakhir
jika cinta palsu menjadi topeng kasih sayang.
Aku ingin kembali kepada hari di mana kita
tak pernah bertemu, tak saling mengenal
satu sama lain. Itu lebih baik tentu...

Lagu cinta mengalun lagi di telingaku
mengisi dengan kekosongan yang semakin sunyi
bagai tengah malam tanpa bunyi serangga
bagai tengah malam tanpa bintang-bintang.

Lagu cinta adalah lagu hati yang patah
hati yang tak kan bisa utuh lagi.
Hati yang telah terbagi
Hati yang telah membatu.

“Selamat Tinggal”

Aku membayangkan kita seperti kapal dan dermaga:
Ada saat kita dipertemukan
Ada saat kita saling berpisah...
Begitu jauh, sampai hanya terlihat cerobong asap kapal
yang pada akhirnya tenggelam ditelan jarak yang tak terukur.

Begitulah, aku merasa bagai dermaga kesepian.
Kapal yang biasa berlabuh tak kembali lagi.
Aku hanya menunggu, memutar waktu.
Aku sering kali hanya mengenangkan apa yang patut dikenang.

Perputaran waktu terasa sangat monoton
Pergantian waktu hanya soal teknis semata.
Aku tak merasakan sentuhan waktu yang lembut
seperti dahulu, yakni saat engkau tiba sebelum pagi beranjak.

Jika pada purnama bulan ini engkau tak kembali
maka akan kuucapkan selamat tinggal, kekasih...
Semoga di lain kesempatan kita dipertemukan kembali
dalam satu momen yang tak berulang!

“Suatu Ketika”

Suatu ketika, perasaan ini sudah penuh
oleh duri ketidaksetiaan. Aku bagai kumbang
yang terluka dan tak bisa terbang lagi.
Engkau yang tumbuh dengan bunga
sekaligus duri selalu menorehkan luka.
Luka yang kian membesar oleh ketidaksetiaan.

Dengan apa lagi aku harus setia
sementara engkau terus tumbuh semakin indah
dengan bunga-bunga mawar warna-warni
serta duri-duri tajam yang memenuhi sekujur batang.
Aku adalah kumbang yang terluka
oleh tanaman mawar tempat aku bernaung.
Dari mana lagi aku akan pergi mengepakkan sayap
yang terluka oleh duri-duri ketidaksetiaan?

“Malam Kelabu”

Cinta yang membisu tanpa lagu
adalah perpisahan tanpa kata-kata.
Malam kelabu memenuhi jiwa
yang hampa karena cinta.

Pohon cinta yang kutanam
telah tumbuh membesar di halaman.
Setiap hari kusiram dan kuberi pupuk
agar semakin tumbuh memanjang
mengucap doa dan harapan.

Di malam kelabu ini, kita diam
bicara tanpa kata-kata
karena bahasa tak harus diucapakan
tetapi harus dirasakan...

O, cinta tanpa lagu
O, cinta di malam kelabu
terbuai oleh mimpi panjang
yang tak berkesudahan.

Di kesepian malam
dukacita semakin terasa
memenuhi langit dan jiwa
menusuk kelambu malam kelabu.

“Mungkin Saat Itu Sudah Tiba...”

Mungkin saat itu sudah tiba di depan mata
engkau pergi tanpa ucapan perpisahan.
Begitu saja, semua berakhir
seperti mimpi di siang hari.

Aku bersendiri di ruang tamu
memandang kesia-siaan
yang baru saja terjadi.
Melihat kalender dan jam dinding
menghitung ketidakpastian
tentang percintaan
yang berakhir dalam sekejap.

Mungkin aku sedang bermimpi...
Mimpi buruk yang selalu datang
seperti kata-kata perpisahan
yang sering engkau ucapkan.

Itulah lima puisi tentang patah hati karena cinta dan perpisahan yang semoga bisa mewakili perasaanmu dan menjadi sahabat yang setia menemanimu.

Posting Komentar untuk "Puisi Patah Hati karena Cinta dan Perpisahan"