Pengertian Unicorn dalam Startup
Perusahaan unicorn adalah perusahaan startup yang memiliki nilai lebih dari satu miliar dollar atau setara dengan 14 triliun rupiah. Istilah unicorn memang sedang populer seiring dengan tumbuh pesatnya teknologi berbasis digital. Bahkan dalam debat capres Jokowi-Prabowo tempo hari, istilah unicorn juga menjadi topik hangat dalam acara tersebut.
Tapi masih banyak juga orang yang bertanya-tanya, apakah sebenarnya unicorn itu? Mengapa hanya perusahaan rintisan berbasis teknologi saja yang menyandang istilah tersebut? Yup, memang benar, semua produk yang dihasilkan perusahaan unicorn adalah perangkat lunak (seperti aplikasi yang sering kita unduh di Playstore), dan sebagian lagi dalam jumlah minoritas membuat perangkat keras (seperti gadget keluaran Xiaomi).
Pada tahun 2018, ada sekitar ratusan unicorn yang tersebar di seluruh dunia, yang beberapa di antaranya seperti Uber, Palantir, Pinterest, Xiaomi, dan Airbnb. Brand-brand tersebut sangat familiar, bukan?
Pertumbuhan yang cepat itu memang bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, nilai valuasi startup yang berdiri pada tahun 2012-2015 naik dua kali lipat lebih cepat ketimbang startup yang berdiri sejak tahun 2000 dan 2013. Valuasi adalah perkiraan penentuan harga suatu proyek atau aset yang bernilai, seperti bisnis, aset keuangan, dan properti.
Namun tampaknya tidak semua brand-brand teknologi bisa benar-benar menjadi unicorn. Setidaknya perlu model bisnis mendasar yang kuat serta terukur agar investor tidak ragu-ragu menyuntikkan dana segarnya. Untuk menjadi perusahaan unicorn, menurut laporan VB Profiles, setidaknya startup membutuhkan waktu sekitar enam tahun.
Setidaknya, jika hendak membangun startup, kamu memerlukan kanvas bisnis yang belum banyak digarap oleh perusahaan-perusahaan besar tersebut atau yang masih sedikit kompetitornya. Di sinilah perlunya ide original dan keberanian Anda untuk melakukan eksekusi serta membangun startup yang berguna dan memberikan dampak positif bagi orang banyak!
Tapi masih banyak juga orang yang bertanya-tanya, apakah sebenarnya unicorn itu? Mengapa hanya perusahaan rintisan berbasis teknologi saja yang menyandang istilah tersebut? Yup, memang benar, semua produk yang dihasilkan perusahaan unicorn adalah perangkat lunak (seperti aplikasi yang sering kita unduh di Playstore), dan sebagian lagi dalam jumlah minoritas membuat perangkat keras (seperti gadget keluaran Xiaomi).
Pada tahun 2018, ada sekitar ratusan unicorn yang tersebar di seluruh dunia, yang beberapa di antaranya seperti Uber, Palantir, Pinterest, Xiaomi, dan Airbnb. Brand-brand tersebut sangat familiar, bukan?
Pertumbuhan pesat unicorn
Menurut Marketbusinessnews.com, jumlah unicorn di dunia selalu tumbuh semakin banyak setiap tahun. Bahkan Harvard Business Review dalam sebuah studinya tentang unicorn mencatat bahwa pertumbuhan perusahan rintisan teknologi tumbuh sangat cepat dan mengagumkan.Pertumbuhan yang cepat itu memang bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, nilai valuasi startup yang berdiri pada tahun 2012-2015 naik dua kali lipat lebih cepat ketimbang startup yang berdiri sejak tahun 2000 dan 2013. Valuasi adalah perkiraan penentuan harga suatu proyek atau aset yang bernilai, seperti bisnis, aset keuangan, dan properti.
Baca juga: Pengertian Digital MarketingAlasan lain menyebutkan bahwa pertumbuhan pesat unicorn lantaran produk atau layanan yang diciptakan perusahaan tersebut berada pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lihatlah, misalnya, media sosial seperti Twitter, Instagram, ataupun Facebook bisa menjadi cara paling jitu dalam soal pemasaran produk.
Suntikan dana investor
Kebesaran startup unicorn tidak terlepas dari keberadaan investor yang menyuntikkan sejumlah dana agar percepatan bisnis berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, para investor berharap perusahaan unicorn tersebut dapat melakukan pengembalian investasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan.Namun tampaknya tidak semua brand-brand teknologi bisa benar-benar menjadi unicorn. Setidaknya perlu model bisnis mendasar yang kuat serta terukur agar investor tidak ragu-ragu menyuntikkan dana segarnya. Untuk menjadi perusahaan unicorn, menurut laporan VB Profiles, setidaknya startup membutuhkan waktu sekitar enam tahun.
Baca juga: Cara Menjadi Pakar Digital Marketing secara OtodidakJadi bisa dikatakan tidak gampang menciptakan perusahaan unicorn. Apalagi kebutuhan pasar sekarang ini di Indonesia umumnya sudah dikuasai startup unicorn, seperti Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan Traveloka. Tapi bukan berarti tidak ada celah untuk memasuki dunia startup lho! Ini soal lain…
Setidaknya, jika hendak membangun startup, kamu memerlukan kanvas bisnis yang belum banyak digarap oleh perusahaan-perusahaan besar tersebut atau yang masih sedikit kompetitornya. Di sinilah perlunya ide original dan keberanian Anda untuk melakukan eksekusi serta membangun startup yang berguna dan memberikan dampak positif bagi orang banyak!
Posting Komentar untuk "Pengertian Unicorn dalam Startup"