Tips Menumbuhkan Mental Juara
Memiliki mental juara adalah suatu hal yang penting dan kamu harus asah terus-menerus.
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti. Semuanya diliputi ketidakpastian, sebab dunia bergerak dinamis.
Karena itu, kita harus selalu siap menghadapi segala sesuatunya di depan mata, terlebih di zaman revolusi digital saat ini.
Sesuatu yang tidak bisa kita lewatkan adalah ketidakpastian ekonomi.
Terkadang, kita merasa bahwa kehidupan menjadi berat karena tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Misalnya, jika kamu menjadi seorang pedagang, makan akan terjadi hal-hal seperti banyak target penjualan yang tidak tercapai atau promosi jorjoran dan hasilnya belum bisa menutupi ongkos mahal promosi.
Di titik seperti inilah terlihat kualitas diri kita sebenarnya.
Sering kali kita melihat seseorang yang jika tertimpa masalah justru berbalik menyalahkan orang-orang, keadaan sekitar, manajemen perusahaan, dan bahkan teman-teman sekitar.
Hal seperti ini bisa disebabkan ia tidak mau atau belum sanggup untuk mengubah keadaan tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan bahwa dunia ini bergerak dengan ketidakpastian, maka keseharian yang kamu alami juga tidak bisa multak terjadi sesuai dengan keinginan kamu.
Yup, bahwa ada banyak hal yang tidak bisa kamu sangka atau di luar rencana. Nah, di sinilah juga kita bisa menentukan sikap atau bereaksi terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Jika kamu memilih jalan pintas ini maka sobat memiliki victim mentality. Ciri-cirinya adalah kamu suka menangisi keadaan, bersikap kecut, dan beranggapan bahwa kehidupan ini tidak adil, sehingga membuat kamu justru tidak melakukan apa-apa.
Kedua, inilah pilihan yang paling bijak. Kamu bisa mencontoh bagaimana seorang atlet bertanding untuk mendapatkan kemenangan sekaligus kekakalahan.
Kamu harus tahu, seorang atlet harus siap menerima dua kondisi itu. Mental atlet haruslah mental juara. Jika tidak, buat apa ia susah-payah berlatih, namun ketika kalah bertanding ia malah menyalahkan keadaan.
Kalau kamu termasuk tipe yang pertama atau kedua?
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti. Semuanya diliputi ketidakpastian, sebab dunia bergerak dinamis.
Karena itu, kita harus selalu siap menghadapi segala sesuatunya di depan mata, terlebih di zaman revolusi digital saat ini.
Sesuatu yang tidak bisa kita lewatkan adalah ketidakpastian ekonomi.
Terkadang, kita merasa bahwa kehidupan menjadi berat karena tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Misalnya, jika kamu menjadi seorang pedagang, makan akan terjadi hal-hal seperti banyak target penjualan yang tidak tercapai atau promosi jorjoran dan hasilnya belum bisa menutupi ongkos mahal promosi.
Di titik seperti inilah terlihat kualitas diri kita sebenarnya.
Menentukan sikap
Seseorang bisa terlihat kualitasnya dari cara bagaimana ia bereaksi terhadap sesuatu yang menimpa dirinya.Sering kali kita melihat seseorang yang jika tertimpa masalah justru berbalik menyalahkan orang-orang, keadaan sekitar, manajemen perusahaan, dan bahkan teman-teman sekitar.
Hal seperti ini bisa disebabkan ia tidak mau atau belum sanggup untuk mengubah keadaan tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan bahwa dunia ini bergerak dengan ketidakpastian, maka keseharian yang kamu alami juga tidak bisa multak terjadi sesuai dengan keinginan kamu.
Yup, bahwa ada banyak hal yang tidak bisa kamu sangka atau di luar rencana. Nah, di sinilah juga kita bisa menentukan sikap atau bereaksi terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Dua pilihan sikap
Pertama, kamu bisa mengambil jalan pintas yang paling mudah. Kenapa mudah? Karena kamu tidak memerlukan tenaga ekstra untuk mencari solusi dari permasalahan yang membelitmu.Jika kamu memilih jalan pintas ini maka sobat memiliki victim mentality. Ciri-cirinya adalah kamu suka menangisi keadaan, bersikap kecut, dan beranggapan bahwa kehidupan ini tidak adil, sehingga membuat kamu justru tidak melakukan apa-apa.
Kedua, inilah pilihan yang paling bijak. Kamu bisa mencontoh bagaimana seorang atlet bertanding untuk mendapatkan kemenangan sekaligus kekakalahan.
Kamu harus tahu, seorang atlet harus siap menerima dua kondisi itu. Mental atlet haruslah mental juara. Jika tidak, buat apa ia susah-payah berlatih, namun ketika kalah bertanding ia malah menyalahkan keadaan.
Kalau kamu termasuk tipe yang pertama atau kedua?
Posting Komentar untuk "Tips Menumbuhkan Mental Juara"